semula kusangka,
kau gelombang.
tapi setiap kurenangi,
kau mengasing bagai angin
dan hijaunya lumut,
berpendar,
dalam riak gelombang yang pulang
karena setiap hempasannya,
adalah rindu.
namun pantai
setia menunggu,
walau pelepah nyiur
luruh ditelan waktu.
di garis itu, pantai kan setia
hingga gelombang datang menyapa
No comments:
Post a Comment